Saturday, July 6, 2013

Makna Sebuah Ketulusan



Sahabatku, saat kita berbuat baik kepada tetangga atau tamu yang datang kerumah kita. Ada makna kebaikan yang harus di cermati untuk bisa disebut sebagai ketulusan. Ketulusan sendiri adalah hal yang amat lembut bersembunyi dilubuk hati dan bukan kata terucap dengan lidah.
Orang yang tidak berimanpun bisa berbuat baik kepada tetangga dengan memberi pertolongan, penghormatan atau santunan materi. Artinya berbuat baik kepada sesama itu hal yang lazim di lakukan, baik bagi yang beriman atau yang tidak beriman.
Yang harus senantiasa kita cermati adalah hal yang akan menjadikan kebaikan itu bermakna adalah Ketulusan, yaitu perbuatan baik yang semata-mata kita lakukan hanya mengharap balasan dari Gusti Allah SWT.
Hati-hatilah!! Ternyata dalam Ketulusan ada virus yang menghancurkan makna ketulusan, virus yang amat halus, sehalus ketulusan itu sendiri. Virus tersebut adalah Riya', atau maksud yang tersembunyi di balik sebuah kebaikan yang dilakukan. Rasulullah SAW pernah menggambarkan virus tersebut seperti“ lembutnya langkah semut hitam yang berjalan dikegelapan malam di atas batu hitam “
Dan kita mungkin tidak menyadari atau bahkan tidak merasakan kapan masuknya virus tersebut, tiba-tiba sudah ada didalam hati.
Sahabatku saat kita berbuat baik kepada seseorang, namun terasa perbedaan dihati kita saat orang tersebut bersyukur kepada kita atau tidak bersyukur. Atau jika senyum orang yang kita santuni ada makna dihati kita, itu artinya ketulusan kita telah terjangkit virus Riyak. Jika kita masih membedakan peminta-minta yang datang kerumah kita jika dengan segala kesopananya lalu kita beri sementara yang lain datang dengan kurang sopan lalu tidak kita beri  itu artinya ada virus Riya’ menjangkit ketulusan kita.
Sadarilah!! Orang yang tidak tulus akan capek dengan kebaikannya. Begitu sebaliknya ketulusan akan menjadikan pelaku kebaikan dalam puncak kepuasan hati.
Saat kita berbuat baik kepada tetangga hanya sebagai basa-basi sosial dan hanya mengharap balasan kebaikan dari tetangga, baik berupa materi atau sekedar penjagaan rumah yang kebetulan berdampingan. Disaat kebaikan yang dinanti dari tetangga tidak kunjung didapat, maka rasa jengkel tersembunyi akan menguasai hati kita dan menghantarkan kita untuk menghitung-hitung kebaikan yang pernah kita lakukan.
Atau jika Anda seorang Ustadz atau guru yang berceramah atau mengajar jika di balik perjuangan ini  yang diharapkan adalah imbalan, baik materi atau sekedar sambutan penghornmatan. Maka sungguh akan teramat sangat Lelah jika ternyata semua itu tidak didapat. Berbeda dengan orang-orang yang tulus, mereka akan melakukan segala kebaikan dengan penuh kepuasan dan harapan ridho Allah SWT. Tidak merasa sakit jika tetangga yang di perlakukan baik tidak mengerti arti terimakasih. Tidak merasa gundah disaat kebaikan mereka tidak dilihat dan dihargai oleh manusia. Sebab mereka hanya ingin kebaikannya dilihat oleh Allah SWT Yang Maha Melihat apa yang ada dihati hamba-hambanya.
Design by Abdul Munir | Edited By Djava.Jr | Supported By VanLou