Sunday, June 2, 2013

Sekolah Proses Pembodohan

Dalam ingatan kita masih terngiang-ngiang sebuah ucapan yang pernah dilontarkan oleh ahli pendidikan Brazilia yang kalau saya tidak salah menyebutnya Paulo Pierre, yang sempat mengatakan bahwa "sekolah adalah proses pembodohan". Ketika kita baca sepintas tanpa menganalisa lebih lanjut tentunya mengejutkan kita karena berbeda dengan pendapat umum yang mengatakan bahwa sekolah merupakan tempat belajar siswa bahkan tempat belajar calon pemimpin masa depan.
Namun, tentunya yang harus kita analisa adalah sebuah proses, jikalau proses yang dilakukan di sekolah tersebut sudah benar, maka disitulah terjadi transfer tiga ranah dalam dunia pendidikan, dan tiga ranah ini harusnya menjadi satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisah, ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Terlebih lagi pendidikan kita sekarang dihadapkan oleh kondisi riil bangsa ini yang sudah dianggap mulai terjadi degradasi moral, dan pendidikanlah ujung tombak untuk merubah nya.
Dalam tulisan ini saya ingin mengajak sahabat-sahabat guru untuk introspeksi diri, terkait dengan tesis yang dilakukan oleh Paulo. Paulo mengatakan bahwa sekolah adalah proses pembodohan karena ia melihat ada beberapa kejanggalan dalam dunia pendidikan terlebih lagi dalam proses pembelajaran.
Ketika dalam proses pembelajaran seorang guru masih beranggapan bahwa siswa nya ibarat tong kosong artinya dalam otak siswa masih kosong tidak ada apa-apa maka disitulah awal proses pembodohan, karena dengan anggapan itu siswa hanya menjadi bejana kosong yang siap di isi oleh guru, tanpa melihat bahwa sebenarnya dalam diri kita (siswa) sudah ada potensi-potensi yang siap diluncurkan ibarat anak panah yang siap dipanahkan.
Oleh sebab itu kepada semua guru, tentunya harus memahami potensi-potensi siswa karena jikalau kita sadar dan faham bahwa Gusti Allah sudah memberikan potensi-potensi dahsyat dalam diri manusia maka proses yang harus dilakukan oleh guru adalah memberikan keleluasaan kepada siswa untuk belajar berfikir dalam menghadapi persoalan hidup di bawah bimbingan dan arahan seorang guru.
Sehingga yang terpenting bagi guru, bukan hanya siap dengan transfer pengetahuan belaka, namun sikap dan keahlian juga harus dikembangkan, maka disinilah artinya seorang guru sudah melakukan pendidikan kepada siswanya bahkan yang tak kalah penting seorang harus menjadi uswah bagi siswanya.
Menjadi uswah bagi siswa bukan persoalan spele namun ini adalah persoalan yang maha berat karena setiap ucapan dan tindakan seorang guru akan selalu dicontoh oleh siswa, di sinilah letak tanggung jawab dari seorang guru yang selama ini kadang dilupakan sehingga tesis yang dimunculkan oleh Paulo ternyata didunia modern ini sering terjadi.
Bahkan, yang lebih parah lagi kita para guru sering melakukan pembelajaran dengan memaksakan siswa nya untuk tahu dan untuk selalu mengerti, jikalau ini kita lakukan berarti kita sudah mulai mendidik calon-calon koruptor. selamat merenung.....
Design by Abdul Munir | Edited By Djava.Jr | Supported By VanLou