Tuesday, June 18, 2013

Cintalah Yang Harus Bicara....



Suatu Ketika, seorang wanita tampak sedih. Wajahnya kusut masai. Air mukanya letih menahan tangis. Rupanya, ia baru saja kehilangan anak tercintanya untuk selama-lamanya.
Atas petunjuk orang didesa, ia menemui seorang tua bijak dipinggir hutan. Mereka berkata, siapa tahu orang bijak itu dapat membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahannya. Karena rasa cinta kepada sang anak, ia berharap agar segera dapat bertemu dengan orang bijak itu. Ditempuhlah perjalanan yang jauh dengan bergegas. Sesampainya disana, ia bertanya, "Guru, apakah Anda memiliki ramuan ajaib untuk mengembalikan anakku?"
Sang bijak tidak berusaha berargumentasi atau mengusir wanita itu karena permintaan yang tidak masuk akal. Dia cuma bilang, "Carilah bunga merah dari rumah yang tidak mengenal "kesedihan". Setelah menemukan benda itu, kita sama-sama membuat ramuan ajaib untuk menghidupkan putramu." Selesai mendengan itu, wanita tersebut segera berangkat mencari.
Dalam perjalanan, ia tampak bingung. Tak ada satu petunjukpun tentang dimana dan bagaimana bentuk rumah itu. Hingga, ia tiba didepan rumah mewah. "Mungkin, penghuni rumah itu tak pernah mengenal kesedihan,"ucap wanita itu dalam hati. Setelah mengetuk pintu, ia berkata, "saya mencari rumah yang tidak pernah mengalami kesedihan. Inikah tempatnya ?" Wajah sang wanita masih memperlihatkan raut merana.
Dari dalam wajah, terlihat wajah yang tak kalah sedih. Pemilik rumah itu menjawab, "Kamu datang kerumah yang salah." Pemilik rumah itu bercerita tentang tragedi yang dialami keluarganya. Ia tak hanya kehilangan seorang anak, tapi juga suami dan kedua orang tuanya karena kecelakaan. Sang wanita kecewa.
Namun, ia menjadi larut dengan cerita tuan rumah. Ia berfikir, "Siapa yang bisa membantu orang yang nasibnya lebih malang dari saya ini?" Dia memutuskan untuk tinggal disana dan menghibur pemilik rumah itu. Beberapa hari lamanya, ia bersama wanita pemilik rumah itu, membantu menjalani hidup.
Beberapa minggu berlalu, wanita itupun merasa situan rumah sudah terlihat lebih baik. Lalu, ia berangkat lagi mencari rumah berikutnya. Tetapi, kemanapun dia pergi, selalu menemukan kesedihan. Akhirnya, ia lagi-lagi terlibat upaya menghibur semua orang yang dikunjunginya. Hingga, ia pun melupakan misinya.
Kita belajar makna cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya dalam gendongan. Kedua belah tanggannya sibuk menisik selimut sang bayi. Dalam dadanya tiada sesuatu selain ketulusan memberi atas nama cinta.
Kita belajar makna cinta dari seorang ayah yang membawa pulang sejumput padi dan setuang air setelah seharian berterik-terik diladang. Dalam dadanya, tiada sesuatu selain kegembiraan memberi atas nama cinta.
Karena cinta bukan hanya sekedar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh dayu. Kita belajar apa itu cinta dari apapun yang ada dimuka bumi. Dari cahaya matahari. Dari sepasang merpati. Dari sujud dan tengadah doa. Dari apapun!
Pada semua kelahiran yang tersambut dengan cinta, hingga kematian yang terlarung dalam cinta, kita dalam hidup ini, tiada lain selain mewujudkan cinta. Karena itu, tiada yang pantas kita lakukan selain atas nama cinta kita yang teragung: cinta buat Yang Maha Agung, Allah SWT. Apapun keputusan-NYA buat kita. cintalah yang mesti bicara....
Design by Abdul Munir | Edited By Djava.Jr | Supported By VanLou