Monday, June 3, 2013

Cinta karena Allah adalah Pintu Menuju Hati

Cinta kerana Allah adalah pembuka hati, namun terkadang muncul beberapa perilaku yang menghambat cinta tersebut. Mengekspresikan perasaan cinta tanpa pertimbangan, tanpa penahapan, tanpa kesesuaian dan keserasian, atau tanpa memerhatikan momen dan kesempatan, dapat menyebabkan kontraproduktif. Cinta kerana Allah dan persaudaraan kerana-Nya, bukan sarana untuk menikmati pelampiasan perasaan, atau untuk membuang-buang waktu dengan harapan hampa, atau kegiatan lain yang mengasyikkan namun tanpa manfaat. Juga bukan sekadar untuk mencairkan beban sesama muslim dalam meringankan amanah dan tanggung jawab, memberi sedekah, membuat forum diskusi, surat menyurat, duduk-duduk berbincang tentang berbagai hal yang menghabiskan waktu dan menyia-nyiakan berbagai kewajiban dan tanggung jawab konkrit padahal bagi mereka waktu adalah kehidupan itu sendiri dengan harapan bahawa semua itu merupakan jalan mudah menuju ridho Gusti Allah.

Bukan semua ltu. Namun persaudaraan kerana Allah adalah curahan perasaan, berjuang untuk membantu saudaranya demi peningkatan potensi diri secara bersama-sama, dengan tarbiyah dan takwiniyah, "penyemaian biji", "pencabutan rumput", dorongan semangat dan hasrat, penyebaran dakwah melalui persaudaraan yang tulus, ibadah yang khusyuk, serta terus-menerus dalam menyampaikan dakwah dengan cara yang baik.

Tidak ada darajat cinta kerana Allah yang lebih agung daripada cinta akan sesama didunia ini demi terciptanya masyarakat madani sebagai mana dicontohkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad ketika membangun kota Madinah.
Design by Abdul Munir | Edited By Djava.Jr | Supported By VanLou