Friday, June 7, 2013

Belajar Menjadi Pemaaf

"Jadilah seperti pohon yang dilempar orang dengan batu, tetapi, ia justru menggugurkan buah untuk mereka" (Hasan Al-Banna)

Subhanallah, inilah sebuah ungkapan yang amat dahsyat yang disampaikan salah satu intelektual muslim, ia menggambarkan sebuah prilaku negatif, prasangka buruk, dan tingkah laku orang lain yang tidak menyenangkan kepada kita, akan tetapi apa balasan kita, yakni kebaikan, etika yang santun, dengan memaafkan mereka.
Kata memaafkan bukanlah sebuah pekerjaan gampang, karena memaafkan adalah laku tubuh (wadah) manusia yang digerakkan oleh laku Hati (sebagai raja dalam kerajaan jiwa) manusia. Sebagimana pernah dicontohkan oleh Kanjeng Nabi ketika beliau dilempari oleh masyarakat Arab dengan kotoran herwan, apa yang dilakukan oleh kanjeng Nabi "Ya Robb ampunilah mereka". Seandainya Kanjeng mau insya Allah bumi dapat dibalim untuk menimpa orang yang mendili beliau. Namun, beliau malah mendo'akan orang tersebut. Inilah contoh yang diberikan oleh Kanjeng Nabi.
Pemaaf bukanlah sifat yang datang begitu saja kepada setiap orang. Sifat pemaaf tumbuh dalam diri seseorang jika ia terbiasa melatih diri secara rutin dan terus-menerus. Salah satunya adalah dengan latihan dan mempraktikkan diri menjadi "pemaaf" dalam kehidupan sehari-hari.
Tip lain untuk menjadi pemaaf telah disampaikan oleh Kanjeng Nabi Muhammad, sebagaiman saya sampaikan dibawah ini, antara lain:
1. Ingat-ingatlah kebaikan orang lain dan lupakanlah kebaikan kita kepada orang lain,
2. Ingat-ingatlah keburukan kita pada orang lain, dan lupakanlah keburukan orang lain kepada kita,
Dengan dua tip yang disampaikan oleh Kanjeng Nabi Muhammad tersebut, kita akan menjadi pribadi ikhlas walaupun kita faham bahwa untuk menjadi pemaaf perlu adanya konsistensi, kesadaran penuh dn mengharapkan ridho Gusti Allah.
Sebagai hamba Allah yang mukmin dan muhlisin, tentunya kita tidak boleh merasa berat untuk memberikan maaf pada orang lain. Bahkan sifat memaafkan juga akan terbukti bermanfaat pada kesehatan, sebagaimana disampaikan oleh Dr. Frederic Luskin bahwa sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran, seperti harapan, kesabaran, serta percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat, danstress. Kemarahan kita terhadap orang lain hanya akan menciptakan dan menimbulkan emosi negatif dalam diri kita yang pada akhirnya laku hati dan laku pikir tidak akan berlangsung alias kita akan buta pikir dan buta hati.
Design by Abdul Munir | Edited By Djava.Jr | Supported By VanLou