Tuesday, May 28, 2013

Merendahkan Diri Ketika Shalat



  1. Shalat sangatlah penting karena hal itu merupakan pernyataan lahiriah seseorang menjadi muslim. Akan tetapi, Al-Qur`an menerangkan jenis shalat yang tidak disukai yaitu yang tanpa keihklasan, "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya." (al-Maa'uun: 4-6)
  2. Hal ini menunjukkan bahwa yang membuat shalat kita menjadi sah bukanlah gerakannya, seperti rukuk dan sujud, melainkan tujuan serta apa yang mereka pikirkan pada saat shalat. Beberapa orang melakukan shalat hanya untuk menunjukkan kepada yang lain tentang "kemusliman" mereka, bukan untuk meraih keridhaan Allah. Sesungguhnya, mereka melakukan hal yang di luar batas.
  3. Ridho Allah akan kita peroleh manakala kita ketika melakukan ibadah tanpa mengharapkan balasan apapun dari Gusti Allah, karena sombong kiranya ketika kita berharap banyak dari Allah. Jikalau kita mau berfikir seraya mengembangkan olah rasa (qolbu) kita sejatinya kita sudah diperkaya oleh Gusti Allah. Ibadah sholah yang kita lakukan adalah kewajiban asasi yang harus kita lakukan sebagai bentuk dari rasa terima kasih kepada Gusti Allah atas segala nikmat yang kita peroleh.
  4. Yang membuat shalat kita diterima adalah kesadaran kita bersujud di hadapan Allah hanya untuk menyatakan penyerahan diri kita kepada-Nya. Itulah sebabnya, Allah memerintahan orang-orang beriman "... Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk." (al-Baqarah: 238)
  5.  Ayat yang lain menggambarkan orang-orang beriman sebagai, "orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya." (al-Mu`minuun: 2) Kekusyukan pada ayat ini berarti mengalami rasa takut disertai rasa hormat serta kekaguman yang medalam. Shalat yang demikian meningkatkan keimanan dan memperpendek jarak dengan Allah. Itulah yang membuat manusia menjadi tenang.
  6. Dalam ayat lain, shalat digambarkan, "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur`an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya, shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (al-'Ankabuut: 45)
  7. Artinya indikator atau tanda-tanda sholat kita sudah khusuk, ketika kekhusukan sholah kita tercermin pada tindakan riil kita sehari-hari yakni tidakan yang tergambar dalam diri Kanjeng Nabi Muhammad.
  8. sehingga tidak keliru ketika siti jenar mengatakan anal haq, hal ini dikarenakan setiap aktivitas kesehariannya menghindari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.
Design by Abdul Munir | Edited By Djava.Jr | Supported By VanLou