Monday, May 27, 2013

Hadiah Cinta Seorang Ibu



  1. "Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru  melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki  yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah  luar  jendela rumah  sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua  belah  telinga!
  2. Waktu membuktikan bahwa  pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak  itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh  dan buruk. Suatu hari anak  lelaki  itu bergegas pulang  ke Rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup  anak lelakinya penuh  dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki  itu terisak-isak berkata, "Seorang anak  laki-laki  besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk  aneh."
  3. Anak lelaki  itu tumbuh dewasa. Ia cukup  tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya dibidang musik dan menulis. Ia ingin sekali  menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,"Bukankah nantinya kau akan  bergaul dengan remaja-remaja lain?"
  4. Namun dalam  hati ibu merasa kasihan  dengannya. Suatu hari ayah anak  lelaki  itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya.
  5. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada  seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.
  6. Kemudian, orangtua anak  lelaki  itu mulai  mencari siapa  yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada  mereka.
  7. Beberapa bulan  sudah  berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak  lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus  segera mengirimmu ke rumah  sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua  ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.
  8. Operasi  berjalan dengan sukses. Seorang  lelaki  baru  pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak  penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus  mengetahui siapa  yang telah bersedia mengorbankan ini semua  padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun  aku sama  sekali  belum  membalas kebaikannya."
  9. Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum  saatnya bagimu  untuk mengetahui semua  rahasia ini."
  10. Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki  itu tetap menyimpan rahasia.
  11. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak  lelaki  itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya  yang baru  saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga  tampaklah .... bahwa  sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa  ia senang  sekali  bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa  ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"
  12. Kecantikan yang sejati tidak terletak pada  penampilan tubuh namun  didalam hati. Harta karun  yang hakiki tidak terletak pada  apa  yang bisa terlihat, namun  pada  apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada  apa  yang telah dikerjakan dan diketahui, namun  pada  apa  yang telah dikerjakan namun  tidak diketahui.
Design by Abdul Munir | Edited By Djava.Jr | Supported By VanLou