Saturday, May 25, 2013

BELAJAR IKHLAS DARI SYECH SITI JENAR



“ Katakan, sesungguhnya sholat ku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, seru sekalian alam, tiada sekutu baginya, dan demikianlah yang di perintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al-An’am : 162-163)

Jikalau kita mencoba untuk sedikit menguak makna yang terkandung pada ayat atau kalam Gusti Allah di atas, tentunya bagi kita yang hati kita dalam genggaman kuasa Allah akan mempertanyakan sudahkan kita tidak menduakan Gusti Allah ?. Tentunya jawabannya berada dalam hati kita karena hal ini berkaitan dengan kewajiban-kewajiban asasi kita sebagai hamba Gusti Allah dan kewajiban asasi terkait dengan penghambaan kita akan Allah sebagai wujud dari keikhlasan diri kita.
Ikhlas, adalah sebuah kata yang tak asing lagi di telinga kita. Kata ikhlas sering digunakan dalam berbagai aktifitas hidup kita, mulai saat bersedekah, beribadah, bekerja, berusaha, membantu orang lain, berkeluarga, dan banyak aktifitas hidup lainnya. Kata ikhlas biasanya, sering kita gunakan untuk menjelaskan tindakan-tindakan yang tidak beroreintasi materil, tanpa pamrih dan tulus.
Ikhlas adalah sebuah kemurnian niat, ucapan, tindakan, dan perbuatan  yang  benar-benar  di  tujukan  untuk  mengharap  keridhaan Allah SWT. Cuma Allah tujuannya, bukan yang lain, tak boleh bercabang, tak boleh ternodai oleh tujuan-tujuan yang lain. Kalau bercampur atau bercabang, apapun tindakannya, keikhlasannya atau luntur, dan tidak diterima oleh Allah.
Ikhlas adalah suatu rahasia antara Allah dan hambanya. Bahkan malaikat dan syetan tak mampu mengetahuinya, karena ikhlas adalah rahasia antara Allah dan hambanya. Berbahagialah hamba-hamba yang hatinya ikhlas, karena dia akan mendapat rahmat, karunia, dan ridha.
Ikhlas adalah proses permurnian diri, bahwa tak ada zat yang patut disembah, tempat mengadu, dan tempat bergantung kecuali Allah. Tak ada  jalan  lain  untuk mengisi  kekosongan  dan  kehampaan  spritualitas, kecuali dengan ikhlas. Karena hanya dengan ikhlas lah hati manusia akan kembali       tentram dan bahagia. Manusia ikhlas akan senantiasa memancarkan energi positif, yang akan membawanya pada keselamatan dan kesejahteraan hidup.
Ikhlas adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena mustahil sebuah amal diterima oleh Allah tanpa keikhlasan. Ikhlas juga, syarat mutlak dikabulkannya sebuah DIKIR, karena DIKIR adalah senjatanya. Suatu sarana yang digunakan seorang mu’min apabila usaha-usaha rasional menemui jalan buntu. Karena tak ada pintu lain yang bisa menolong kecuali pintu Allah. Dan cara mengetuknya melalui DIKIR, tapi hanya DIKIR orang-orang ikhlaslah yang akan dipenuhi oleh Allah.
Menggapai hakikat ikhlas, laksana menyelami lautan yang dalam. Banyak orang yang kehabisan nafas sebelum mencapai dasar lautan, akibatnya banyak yang tenggelam kecuali sebagian kecil    saja. Berbahagialah hamba-hamba yang telah mencapai nilai-nilai keikhlasan di hatinya. Karena Allah menjamin tempat kembali yang paling baik buat mereka, menyelamatkan mereka dari   segala kesulitan hidup, melapangkan hatinya dan mengangkat beban-beban hidup dipundaknya. Keikhlasan akan menguatkan dan menopang orang-orang yang meniti di jalan  Allah.  Karena  hanya  dari  Allah  lah  datangnya  pertolongan  dan taufiq hidayah , juga hanya kepada-Nyalah kembali semua urusan. Dan Allah adalah sebaik-baiknya penolong.
Kekuatan ikhlas, ternyata dapat memberikan perubahan positif dalam kehidupan manusia. Kekuatan positif inilah yang membuat orang ikhlas, selalu mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya. Orang ikhlas hatinya, akan selalu di lapangkan hidupnya oleh Allah, jiwanya selalu berserah diri pada pencipta-Nya. Sehingga beban-beban di punggungnya, akan di ringankan oleh Allah dari beban-beban ujian yang memberatkan hidupnya, semua kesulitannya akan di mudahkan oleh Allah. Karena orang ikhlas selalu percaya, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Dan ia percaya, Allah akan selalu menolong hamba-hambanya yang ikhlas.
Design by Abdul Munir | Edited By Djava.Jr | Supported By VanLou